May 06, 2011

Ternyata..cinta pertama itu...'means nothing' (eps.2)

before...
Setelah saya menari, melompat, tertawa, dan berbahagia, karena mampu melewati ujian dan proses mendewasakan hati dan jiwa, ternyata lompatan dan tarian saya tidak berhenti, bahkan terus saja terbawa sampai saya berjuang kembali, mendaki tapak demi tapak impian. semakin lama saya semakin merasa ringan. dan semakin hari saya merasa semakin kuat dan inti dari ujian kemarin sedikit demi sedikit saya capai. membersihkan hati. yapp saya membersihkan hati, dari semua luka - luka maupun bekas yang pernah ada, menyuci setiap benci dan kecewa, memahat lagi kepercayaan untuk membuka hati pada cinta yang lain, cinta yang more stronger and deeply meaning.

mencuci baju bisa terlihat bersih apa enggaknya, tapi klo mencuci hati?? nah jawabannya pun saya dapatkan setelah saya bekerja dan menemukan cinta kembali. bukan suatu hal yang mudah untuk kembali percaya, tapi saya telah teruji lagi. ketika bertahun tak bertemu ternyata dia menghubungi kembali, dan apa yang saya rasakan "putih" putih dan biasa saja. seperti bertemu teman lama jaman kuliah tanpa ada perasaan apa - apa lagi yang mengiringi. dan ketika dia bertanya "sudah punya pacarkah sekarang?" jawaban saya sungguh apa adanya tanpa perasaan apa - apa, begitupun ketika dia bercerita sudah lama menemukan cintanya (engga mau menghitung bahwa mungkin dia sudah bertemu dengan yang lain ketika masih bersama saya) itu bukan suatu hal yang besar untuk saya, justru saya senang - senang saja. berarti selesai sudah cerita kita. walo kemudian dia sering menghubungi pun bagi saya suatu hal yang menganggu. bukan hal yang penting. Eurekaaaaaaa...saya benar - benar sudah 'Putih'!!!!!!!

katika dia memberi kabar akan merit beberapa tahun kemudian itupun menjadi berita gembira dan saya turut berbahagia untuknya. setelah saya menikah dan menjalani kehidupan baru, tanpa di usahakan atau di buat - buat secara otomatis saya tidak mendengar lagi berita tentangnya, dan tidak meninggalkan bekas apapun, semuanya terhapus dengan kuasaNya.

dan beberapa tahun berikutnya, kita kembali bertemu atas jasa facebook, ternyata semakin saya tahu dia semakin saya mengerti (kenapa saya tidak cocok bersama dia #terlalu berlebihan bangga sama diri sendiri itu agak similiar ma sombong yang akut ga sich?*nanya nich beneran*Still no heart feeling*cuman gumun*jangan dikira masih sakit hati loh*engga*cuman lebih bisa obyektif*karena dulu sempet buta*ternyata kek gitu tooohhh*makanya klo pedekate yang agak lama biar kenal*kata peri yang lewat*perkataan hati#) kenapa semua terjadi dan pelajaran berharga apa yang telah saya jalanin. semua memang indah pada saatnya, tepat seperti kalimat sahabat saya yang terus dia dengungkan pada masa dulu. "memang dee, bener katamu, semua indah pada waktunya :)) " semua terjadi karena sebuah alasan.

see, cinta yang kita bilang pertama itu bisa kok hilang tergerus waktu (saya cuman butuh waktu setaon buat sembuh), jangan terlalu memuja cinta yang kamu sendiri yang bilang itu cinta pertama dan tak terlupakan, karena ketika kita mau sedikit saja melihat dengan mata hati yang sebenarnya terjadi, walo diiringi luka, seperti apa rupa dan polah cinta pertama itu, kita akan semakin paham, kuat, lantang mengatakan "tidak patut untuk di puja" bukan berusaha melupakan, tetapi kita harus bisa menyembuhkan, menyembuhkan luka, marah ataupun semua yang berhubungan dengan dia, sembuh berarti ikhlas, dan yang pasti seiring bergulirnya waktu akan hilang tanpa berbekas semuanya, hiduppun akan lebih tenang dalam menjalani fase berikutnya.
terlebih jika saat ini kita sudah punya jiwa lain yang wajib untuk dijaga kesuciannya demi mengemban amanah menjadi istri sholehah
=THE END=

No comments:

Post a Comment