August 16, 2011

Under Microscope katanya

kemarin saya sempet membaca artikel yang ngebahas tentang social network. bagaimana hanya lewat sebuah tulisan orang bisa melihat dan mengawasi kehidupan apa yang terjadi pada seseorang, yang tentu saja jika orang tersebut terlalu banyak mengumbar cerita. sebenernya saya juga pernah mengalami, seperti melihat kisah sinetron yang tak sengaja terketauhi *bahasane rek* mulai dari konflik-baikan-konflik-baikan-konflik lagi dalam sebuah rumah tangga seseorang yang cuma saya kenal sekilas dulu jaman kerja. itu saya ga sengaja loh karena saking aktifnya aktifitas mereka di 'home' saya. padahal saya termasuk yang sangat jarang ngejenguk wajah buku saya, kecuali kalo udah bosen ma rutinitas dan butuh drama hahahaha..

seperti yang diungkapkan dalam artikel yang saya baca itu, kadang orang tersebut sendiri yang menempatkan dirinya "Under Microscope" kita, menempatkan dirinya sebagai obyek yang kadang-kadang  menyita perhatian orang-orang kepo semacam saya,  kalo sedikit menemukan drama dari status yang dibuat. bukan bermaksud membenarkan, tapi ya penasaran dong kalo cerita itu dengan sendirinya muncul didepan mata tanpa harus di cari-cari :)) :)). mereka yang  membawa  menarik kita  untuk mengamati apa yang terjadi tanpa diminta, dan kita bisa tanpa proses ijin mengetahui kisah-kisah mereka. gratis. aduhh dosa ga si? kan ga sengaja ya? berarti bukan salah kita yang kepo ini yang akhirnya tahu perkara yang sedang dihadapi. walo kalo saya kadang hanya cukup tahu saja habis itu lupa sudah, tapi kan kalo nemu lagi jadi inget lagi kannnn tus pengen tau dech kelanjutanya gimana hahahaha*dasar kepo*
etapi kalo menurut saya kekepoan ini belum parah kok, karena hanya menikmati yang tergelar di depan mata, ga pernah tus nyoba nyari-nyari *membeladiri* ato ngeDM temen yang sama-sama tahu ato yang lebih parah ngebahasnya, engga ah dosa. etapi kok sekarang saya bahas disini?kenapa? ada kelanjutannya.

kehidupan socmed ga beda jauh dengan kehidupan nyata sehari-hari. pernahkan tanpa kita mencari informasi apapun tiba-tiba datang cerita tentang seseorang dekat bahkan yang tidak kita kenal sekalipun dari cerita icik kiprit ga penting sampai cerita yang dramanya bak sinetron. walo juga selintas lalu dan habis itu lupa, tapi jadi mikir juga, betapa berita itu begitu dasyatnya menyebar, ngeri ga sih? ketika hal yang dianggap gibah bisa dibelokkan dengan kata-kata "ini bukan gosip lo tapi kenyataan" beuhhh ga mo munafik, tapi pernah juga terjebak dengan percakapan model begini dan kadang karena sifat kepo yang lebih dominan daripada menyingkir dan menjauh  akhirnya jadi mendengarkan dengan khitmat, yeahhh terjebaklah dalam lingkaran setan. dan ketika saya berhati-hati selalu menjaga laku dan lidah, berharap jangan sampai menjadi yang di 'under microscope' apakah bisa terlepas begitu saja kalo kita hidup di sebuah lingkungan yang berisikan manusia? ohh tentu tidak.

untungnya hanya hal sepele yang terjadi.
saya dan suami termasuk yang bukan aktifis di lingkungan, bahkan mungkin kita beredar hanya sekedarnya, dan beramah tamah sewajarnya, ga pernah ikut ngumpul-ngumpul ngobrol-ngobrol ngalor ngidul di pojokan dengan segerombol orang yang biasanya emang selalu dilakukan di sore hari abis ashar ato malam hari abis isya', peuhh saya kok tau jadi tau ya jadwal ngumpulnya kwkwkw
merasa tidak pernah ngikut perkumpulan merasa jualah kita bukan orang penting yang ga mungkin juga jadi bahan perhatian, tapi ternyata bukan seperti itu. tetep saja kita kena.

tadi pagi karena suami sedang pergi ke semarang maka saya tidak terlihat mengantar dia ngantor seperti biasa yang saya lakukan, berdiri di depan rumah sampai dia belok tak terlihat. ga tau kenapa, saya suka aja nganter suami sampe halaman tus ngeliatin punggungnya. baru dech saya beraktifitas. begitu tadi tidak ada kegiatan itu maka langsung ada ibu-ibu yang saya tidak pernah lihat di lingkungan sini, mendatangi saya dan langsung detail bertanya kok tumben-tumbenan ga ada peristiwa itu, jiahhh. karena efek pusing semalem begadang saya tidak begitu nanggepin. dan ternyata semakin saya tidak konsentrasi dengan pertanyaan-pertanyaan itu semakin si ibu ini bersemangat lebih mendalam mengorek cerita. kenapa saya sendiri, kenapa suami tidak kelihatan, kenapa saya kesiangan, kenapa wajah saya sembab (saya baru bangun tidur walo sudah mandi). yang bikin saya bingung si ibu ini sangat tahu kebiasaan-kebiasaan kita. akhirnya pertanyaan berlanjut ke asal muasal saya, kenapa bisa ketemu suami, yang saya jawab singkat, dan kemudian sampai pada pertanyaan "sudah punya anak" ketika saya jawab "belum bu" langsung si ibu ini membelalakan matanya dan langsung merapat pada saya, dengan pandangan sangat penasaran pertanyaan berikutnya yang saya dengar adalah "sudah berapa taon menikah" dengan intonasi pelan dan prihatin memandang mesra pada saya dan siap merangkul pundak saya, ato bahkan dia siap memberikan pelukan????..zzzzzz....*drama juga ternyata yang nulis hahahaa...*
langsung saya melihat sekilat cahaya dimatanya yang mendamba cerita keluar dari mulut saya yang beralur kisah drama nestapa. oh tidak, dia salah orang. dia berhadapan dengan orang yang salah, orang yang dihadapannya ini adalah seorang drama queen, dan sayang dia sudah bertobat. jadi kalo dia ingin mendrama pagi-pagi begini dia salah jurusan. kemudian tersenyum saya menjawab kalem dan tegas "baru 1taun bu" kemudian saya menyingkir. dia kaget, menelan ludah sejurus kemudian meluncur kalimat "ooooo.." panjang dan lama dan saya sudah masuk ke dalam rumah. mungkin dia mengira akan ada kisah dramatis yang keluar dari mulut saya. tapi dia keliru, dia lupa kalo setiap rumah memiliki versi dan cara tersendiri dalam menjalani kehidupannya, sesuatu yang dia anggap memprihatinkan belum tentu itu terjadi di tetangga depan rumahnya ato bahkan di gang lain yang jauh dari tempat tinggalnya yang bahkan secara personal tidak dia kenal. saya tidak akan membiarkan kisah kita dibawah atap rumah kita sendiri menjadi konsumsi orang yang ga penting.

see, everybody have a chance to be a 'undermicroscope' but we always have a choice untuk menanggapinya seperti apa. kenapa kita bisa tahu cerita drama saudara yang tempat tinggalnya terpisah lautan atau mungkin tetangga depan rumah, karena kadang secara sadar ato tidak dia sendiri yang membuat cerita itu ada, dia sendiri mungkin yang menjadi pangkal adanya cerita itu keluar jadi konsumsi publik, baik itu lewat sebaris kalimat di wall ato tweet anda, ato bisa juga karena cerita anda pada seseorang yang terlalu gamblang terceritakan. tanpa disadari kadang kita sendiri yang membuatnya cerita itu ada.
jadi hati-hati dengan lidah kita sendiri yang karena tak bertulang akan sangat ringan mengurai cerita yang mungkin terlalu personal untuk diketauhi publik.

makanya saya sering wondering, kalo ada orang yang ga terlalu kenal bertanya kabar kita, bertanya yang pribadi, apa bener-bener ingin tahu? sekedar basa-basi? ato memang ingin tahu apa yang sudah terjadi pada kita??tus buat apa? kalo ngobrol aja ga pernah? buat apa tau? ato ini efek dari socmed yang lagi mewabah?yang mana sekarang setiap orang dengan mudah saling mencolek dan mengRT?walo ga kenal sekalipun?
ternyata bukan hanya artessyang bisa jadi bahan berita infotainment, tapi kita bisa juga walo mungkin acara gosipnya bukan tayang di tipi tapi hanya tayang di tingkat RT. dan sama-sama annoying kan??

kalo pengen baca artikelnya, disini

No comments:

Post a Comment