February 24, 2011

emak - emak ga gaul?

kemarin saya sempet pm-an ma sahabat. dulu qta adalah partner dalam menghamburkan gaji. beneran, bersama dia semua terasa ringan untuk dikerjakan karena bawaanya happy terus hahaha. dulu awal kedekatan qta ga sengaja. walopun umurnya beda tapi qta nyambung banget. yang paling saya suka adalah walo qta ga sama, pola pikir qta jauh berbeda tapi justru qta nyambung dan seia sekata. engga pernah ada cekcok. satu yang pasti anaknya mudah banget deket ma orang, gaul kalo kata anak - anak, tapi dia ga yang mehek - mehek gitu, itu yang saya suka.

berhubung saya resign dari xl, kemudian setelah terbang ke balikpapan dan menemukan ritme kerja yang normal (sebenernya engga, lebih sadis malah, tapi diliat berdasarkan kontrak sungguh manusiawi tapi prakteknya maakkk bener - bener ngerodi) akhirnya mau ga mau lama - lama qta jadi jauh. bener - bener jauh dalam arti yang sebenernya. awal - awal qta pisahan masih nyempetin buat telpon tapi akhirnya qta bener - bener ga pernah lagi berkomunikasi. engga berapa lama kemudian setelah merit dan pindah ke pekalongan. akhirnya sulit juga buat menjalin komunikasi kecuali lewat fb aja. bukan di sengaja walo no dia masih tersimpan rapi tapi engga saling telepon mungkin udah merasa cukup lewat chat di fb ato saling ngelempar komen, masih tetap berasa dekatnya.

setelah saya mengalami masa merit dengan berbagai lekukan ceritanya, selain itu juga proses 'smelting' kemudian masa 'revival' khususnya untuk diri saya sendiri mungkin banyak hal yang berubah. dan perubahan itu sungguh suatu yang patut disyukuri dalam setiap detiknya. menjadi 'more better' menurut versiku yang di approved pula oleh suami dan semoga menjadi ridho Alloh juga.amin.
dan selama masa 'pembersihan' itu mungkin banyak kebiasaan ato rutinitas yang aq tidak lakukan lagi. dan mau ga mau banyak terlewatkan masa untuk 'exist' seperti yang dulu - dulu saya lakukan.

beberapa hari yang lalu kebetulan karena hp ngilang, saya banyak menghubungi temen - temen terdekat by fb message untuk pemberitahuan dan ngasih referensi nomor yang bisa di hubungi dan sebagian besar aq limpahkan ke nomor suami kwkwkw, dan dia pun seperti biasa membalas messageku. engga seperti yang arien lakukan, salah satu sahabatku juga yang menanggapi dengan antusias "tele - tele beb yuk" karena lama juga sempet ga chat kebetulan juga dia baru kehilangan hp, sama kaya aq. dia justru lebih minat buat qta ngobrol lewat fb aja "lewat BB aja yuk lebih enak" katanya. ngobrol punya ngobrol, dia cerita kesibukannya sekarang, dan saya cerita tentang bisnis baru yang lagi digelutin serta kegiatan setelah menikah, di akhir obrolan yang dia lebih banyak cerita tentang karirnya yang lagi hits dan keluhannya terhadap saya yang cenderung 'mati' klo dia liat dari fb yang ga pernah ada updatenya sama sekali.
kemudian dia nyelutuk " jangan jadi emak - emak ga gaul dong tingkatin tu karir, sayang" yang saya tanggepin cuman dengan ketawa dan engga sempet menjelaskan karena dia keburu sibuk dan mengakiri pembicaraan

setelah saya sendiri dan berpikir, apa iya sekarang tu tak ubahnya emak - emak ga gaul? untunglah ini terjadi setelah saya selesai dengan masa 'smelting' yang justru membuatku menemukan insight baru dan peneguhan atas jalan yang saya pilih sekarang.

kalo dibilang ga gaul menurut versi dia karena engga pernah lagi aktip didunia social network gapapa itu terserah dia, tanpa menguirangi perasaanku ke dia yang tetap menganggap dia masih seperti yang dulu saya hanya ingin coba menjelaskan, saya udah ga punya ide lagi buat nulis status di fb, karena klo dipikir lebih mudah menulis di blog dan menjelaskan semuanya dan tentu saja proses menulis ini sungguh merupakan terapi yang mujarab buat saya. saya tidak pernah berharap ini akan di baca orang saya hanya ingin menggunakan fasilitas yang tersedia ini untuk proses healing, karena saya sangat mencintai menulis. selain itu di blog ini tidak ada yang perlu saya tutup - tutupi. saya sudah puas ketika selesai menulis dan membaca kembali tulisan saya sendiri. entahlah kalo di fb saya ga bisa all out aja karena kadang melihat para status maker disana pun lebih cenderung buat unjuk diri ataupun buat ladang curhat yang menurut saya kadang ga semua orang sebenarnya berhak tau itu. itu menurut saya loh ya karena kadang di fb qta approved temen asal ada mutual friendnya entah kenal ato engga ato sekedar tahu (sekali lagi saya). walaupun kenal tapi engga dekat saya selalu berpikir, kadang mereka belum berhak aja untuk mengetahui hal pribadi tentang yang terjadi pada qta. itu setelah saya tobat. ataupun yang terjadi sebaliknya apa yang qta liat di fb belum tentu memang itu yang terjadi takutnya malah menjadi salah persepsi karena kalimat yang mungkin ga lengkap. itu setelah saya tobat.

ada temen saya kuliah dulu di psychology, ade namanya pernah pasang status klo kepribadian seseorang bisa dinilai dari status yang dia pasang. waktu itu ada yang nanggepin setuju ada yang engga. karena engga mau terlibat dalam debat kusir saya lewatin aja. tapi saya menyesal sungguh, sebagai seorang yang pernah belajar tentang ilmu jiwa harusnya ade tau klo qta engga boleh langsung ber - final - assesment tanpa ada prosesnya hanya melihat dari apa yang ditulis orang. sedangkan yang tampak di fb itu kan kadang cuman cover aja walo ga semuanya. dont judge a book by its cover. bahkan ada beberapa yang terang - terangan mengatakan bahwa apa yang dia tulis hanya buat seru - seruan aja. 

melenceng yah ocehan saya, balik lagi, saya paham kenapa dia berkata seperti itu karena mungkin masa dia adalah masa dimana saya pernah mengalaminya dulu. gaul dan exist sebagai penanda bahwa qta hidup dan bersinar. tapi itu buat apa? itu pikiran saya sekarang. setelah 'smelting'
saat ini pelan - pelan saya merangkak untuk hidup dan menjalankan peran sesuai dengan manfaatnya. seperti fb saya manfaatkan untuk tetap menjalin silaturahmi tetapi untuk lebih dekat saya lebih prefer untuk lewat telpon ato ngopi bareng, klo ga bisa karena berjauhan ya udah lewat telpon ato sms menurut saya sich lebih mesra hehe. jadi kalo fb saya tidak ada aktivitas yang berarti bukan berarti saya mati. saya hidup. hidup dengan cara berbeda.

kemudian soal karir saya, sebagai seorang istri yang punya kewajiban lebih, bukan mau membatasi diri karena kebetulan suami engga pernah melakukan itu, tapi jujur dari dalam lubuk hati yang terdalam saya bisa mengatakan bahwa "saya sungguh nyaman sekarang berdekatan dengan suami bisa melayani dan mengurusnya serta dia mampu menjaga saya setiap saat itu sudah cukup buat saya" dulu ada beberapa tawaran pekerjaan dan sayangnya harus di luar kota, selalu saja hati ini rasanya bimbang dan jawaban "tidaklah" yang meluncur. saya ingin bersama suami melalui hari - hari qta. dan Alhamdulillah sampai sekarang qta bisa melaluinya. selain itu juga ada pertimbangan lain yang diambil berdasarkan tujuan qta dalam berumah tangga.

saya sangat menikmati masa saya sekarang dan jujur tidak pernah merasa ga gaul walau mungkin saya hanya berhubungan intens dengan beberapa orang. saya sangat menikmati 'daster time' dirumah dan suami mengaku "sungguh cantik istriku" hahaha, melakukan semua yang bisa saya lakukan dan semoga bermanfaat serta mendampingi suami mengembangkan usahanya yang semoga suami merasa teringankan karena dia harus membagi waktunya dengan pekerjaan lain yang menuntut waktu 8 to 5. jadi saya bisa mengantikan posisinya disaat dia bekerja. semua itu sungguh saya menikmatinya. 

mungkin memang saya engga segaul dia yang masih berkibar di dunia manapun, mungkin saya tersempil di kota kecil in the middle of nowhere, tapi Alhamdulillah saya selalu merasa mempunyai teman dan sahabat. ada beberapa sahabat yang selalu intens ngobrol di ym, ada juga temen lainnya yang kadang menyempatkan waktu untuk menyapa, bahkan ada teman yang baru kenal ketika saya menginjak kota ini dan qta menyempatkan waktu untuk duduk dan mengobrol bersama. ada saudara yang selalu ada buat saya dan membantu kesulitan saya beradaptasi. mungkin mereka yang saya temui bukanlah teman yang dulu saya punya dengan embel - embel yang disandang terlihat "wah", mungkin mereka biasa saja tapi menurut saya mereka luar biasa dan selalu membuat saya menjadi lebih baik tanpa saya perlu bersusah - susah untuk mendongakkan kepala yang kadang membuat sakit itu. mereka justru membuat saya selalu melihat ke bawah dan mengajari bagaimana menjadi humble dan bersahaja. dan satu yang pasti mereka mengajari saya untuk mensyukuri hidup yang saya miliki saat ini. walaupun tanpa karir yang gemerlapan serta menjadi bagian dari sosialita.tidak, saya tidak perlu itu lagi.

oya jadi inget juga ada sahabat yang sangat menyarankan saya untuk beli BB setelah hp ilang kemarin biar lebih mudah untuk berkomunikasi, bisa bbman setiap waktu, tapi saya jawab "saya belum butuh BB" kemudian dia tertawa, saya jawab "engga ada dana yang diperuntukkan berlangganan paket blacberry" ia keukeuh klo ada axist yang murah meriah, sebenernya jujur, saya saat ini benar - benar belum butuh BB, masih ada ym buktinya yang bisa buat qta ngobrol selama saya ada waktu free, tus kalo mau lebih dekat bisa telpon juga ato sms walo mungkin ga sekeren klo ngucapin 'bbman aja', mau browsing, mau apa aja ada bahkan bisa ngikutin serial favorit saya dengan fasilitas internet yang Alhamdulillah 24 jam oke, disertai pula oleh monitor besar yang lebih jelas buat mata saya yang minusnya parah, jadi buat apa BB untuk saya?saya belum menemukannya saat ini. kalau untuk gaya hidup? maap saya tidak pengen hanya bergaya saja untuk hidup. saya sudah cukup dengan ini semua.saya punya tujuan lain yang lebih indah selain itu.

dan ini semua yang ingin saya ceritakan ke dia, tapi waktu itu tidak sempat terucap. karena sempitnya waktu dan ruang untuk berbicara. tapi tak mengapa karena bagi saya engga ada yang perlu dirisaukan lagi, engga ada yang perlu saya pikirkan lagi, bagi saya dia masih sama, hubungan qta pun masih sama, walaupun pola pikir dan jalan hidup yang qta pilih berbeda. mungkin memang ini proses hidup saya. dan mungkin dia benar, bahwa saya sudah berubah.

*picture from tumblr

1 comment:

  1. jeng priti, aku juga ga suka BB/android dan sejenisnya. trlalu serg gampang djangkau justru ga bagus buat psikis-ku :P emang smua orang punya tujuan dan cara hidup sendiri, tapi ga smua orang mau memahami tujuan dan cara hidup orang laen.. jd seperti alienasi y? hehehe.. aku juga seneng interaksi dgn orang yg terbatas dan aman buat aku, dah baca blog yg aku tag kmaren? aku orang yang kenal sama aku waktu SMP bilang aku ga laku, hanya dari baca FB, padahal FBku baru aktif lagi setelah 2thn, hahaha, nasibb nasibbb

    ReplyDelete